Disambung lagi setelah kemaren ngubek-ngubek stasiun, rupanya pelajaran dari si ayah pas hari sabtu kemaren (march 26) belum kelar….hehe
Pulang dari warung, langsung tancep gas ke Tj. Priok, sempet bingung, tapi alhamdulillah ketemu satpam baik hati, sampailah kami di terminal tanjung priok, pelabuhan penumpang. Mengenaskan kesan pertama, jorok dan kumuh. Irama musik pinggiran berdendang keras, banyaknya orang-orang yang menunggu kapal datang dengan tidur-tiduran dan bermain kartu, duhhh beneran deh suasananya gak asyik banget, beda jauh dengan Merak.
Akhirnya, di pelabuhan penumpang, kami tidak nyaman lama-lama dan memutuskan untuk berkeliling saja. Buat saya sih, ini biasa aja, tapi buat arsya dan kamila, liat forklift, kontainer besar yang diangkat magnet kemudian dipindahkan lagi ke kapal, adalah hal yang luar biasa dan pertama dalam hidup mereka.
Saya sendiri jadi banyak belajar lho, senangnya punya suami anak mesin π
Seperti biasa, terkaget-kaget dengan arsya yang tiba-tiba punya ide mencari jejak rel kereta dari stasiun tj. Priok ke Pelabuhan Tj. Priok (hallooo elo kemana aja mak? dooohh kalah cepet mulu nih ama anaknya π ) Β dan emang soul mate deh sama ayahnya, hayuk lah saya mah ikut aja sama kamila (divisi bengong berdua hehe) . Ehhh subhanallah, ketemu lho, ini nih jejaknya:
Senangnya arsya…… Kagumnya kamila…
Proud of you Kak!
Udah aktif lagi bu skrg